Jepang mencatat defisit perdagangan untuk tahun fiskal ketiga berturut-turut meskipun ekspor pulih
Tokyo, Jepang – Jepang telah mencatat defisit perdagangan untuk tahun fiskal ketiga berturut-turut meskipun ada pemulihan dalam ekspor negara tersebut. Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Keuangan Jepang, defisit perdagangan Jepang untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2022 mencapai 5,87 triliun yen (sekitar 50,6 miliar dolar AS).
Meskipun ekspor Jepang mencapai 81,08 triliun yen (sekitar 700 miliar dolar AS) selama tahun fiskal tersebut, yang merupakan peningkatan sebesar 16,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kenaikan impor yang lebih besar telah menyebabkan defisit perdagangan yang terus berlanjut.
Ekonom Jepang mengatakan bahwa pemulihan ekonomi global, terutama di tengah pandemi COVID-19, telah mendorong permintaan untuk barang-barang Jepang di pasar internasional. Namun, kenaikan harga minyak dan komoditas lainnya telah menyebabkan impor Jepang meningkat secara signifikan.
Selain itu, ketegangan perdagangan antara Jepang dan China juga telah berdampak negatif terhadap ekspor Jepang ke negara tersebut. Sementara itu, perang dagang antara Amerika Serikat dan China juga telah mempengaruhi ekspor Jepang ke kedua negara tersebut.
Pemerintah Jepang telah menyatakan keprihatinan tentang defisit perdagangan yang terus berlanjut dan berusaha untuk meningkatkan daya saing ekspor Jepang. Langkah-langkah proteksionis telah diambil untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan asing yang semakin ketat.
Meskipun demikian, para ekonom yakin bahwa dengan pemulihan ekonomi global yang terus berlanjut, ekspor Jepang kemungkinan akan terus meningkat dalam tahun-tahun mendatang. Namun, tantangan yang dihadapi oleh Jepang dalam mengatasi defisit perdagangan tetap menjadi perhatian utama bagi pemerintah dan pelaku ekonomi di negara tersebut.