Kepala hak asasi manusia PBB telah mengeluarkan peringatan kepada para pemilih untuk berhati-hati terhadap politisi ‘strongman’ yang ‘membuat gemerlap mata kita’ dalam pemilihan umum. Michelle Bachelet, Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, menegaskan bahwa pemilih harus berhati-hati terhadap politisi yang menggunakan trik politik untuk memperoleh kekuasaan.
Dalam sebuah pidato di Jenewa, Bachelet mengatakan bahwa politisi ‘strongman’ seringkali menggunakan retorika yang menarik dan janji-janji yang fantastis untuk memikat pemilih. Mereka seringkali menggunakan kekuasaan mereka untuk menghalangi kebebasan berpendapat, menghambat kebebasan pers, dan melanggar hak asasi manusia.
Bachelet juga menekankan pentingnya pemilih untuk menyadari bahwa politisi ‘strongman’ seringkali menutupi tindakan represif mereka dengan mengelilinginya dengan gemerlap dan kilauan. Mereka menggunakan strategi ini untuk mengalihkan perhatian dari pelanggaran hak asasi manusia yang mereka lakukan.
Menurut Bachelet, pemilih harus memperhatikan catatan politisi dalam hal hak asasi manusia dan demokrasi sebelum memutuskan untuk memberikan suara kepada mereka. Pemilih juga harus waspada terhadap politisi yang menggunakan isu-isu identitas, agama, atau etnis untuk memecah belah masyarakat.
Bachelet menegaskan bahwa pemilih memiliki kekuatan untuk memilih pemimpin yang memperjuangkan hak asasi manusia, keadilan, dan demokrasi. Oleh karena itu, pemilih harus berhati-hati dan kritis dalam memilih calon pemimpin mereka.
Dalam konteks politik Indonesia, peringatan Bachelet sangat relevan mengingat banyak politisi yang menggunakan trik politik untuk memperoleh kekuasaan. Pemilih Indonesia harus waspada terhadap politisi yang menggunakan janji-janji manis dan retorika yang menarik untuk memikat mereka. Mereka juga harus memilih calon pemimpin yang benar-benar memperjuangkan hak asasi manusia, keadilan, dan demokrasi untuk kepentingan rakyat.