Perdana Menteri Singapura mengatakan bahwa kode etik di Laut China Selatan akan membutuhkan waktu
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, mengatakan bahwa proses pembentukan kode etik di Laut China Selatan akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini disampaikannya dalam sebuah pertemuan dengan para pemimpin negara ASEAN di Jakarta.
Lee Hsien Loong mengatakan bahwa negara-negara di kawasan tersebut harus bekerja sama untuk mencapai kesepakatan yang adil dan menguntungkan semua pihak. Ia juga menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah Laut China Selatan yang rawan konflik.
Kode etik di Laut China Selatan merupakan upaya untuk mengatur tata kelola dan penyelesaian sengketa di wilayah tersebut. Namun, proses pembentukannya telah terhambat oleh perbedaan pendapat dan kepentingan antara negara-negara yang bertikai di wilayah tersebut.
Meskipun demikian, Lee Hsien Loong optimis bahwa dengan kerja sama dan dialog yang terus-menerus, negara-negara di kawasan Laut China Selatan dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Ia juga menekankan pentingnya menjaga hubungan baik antara negara-negara tetangga untuk mencegah konflik yang dapat merugikan semua pihak.
Dengan demikian, pembentukan kode etik di Laut China Selatan membutuhkan kerja sama dan komitmen yang kuat dari semua pihak terkait. Perdana Menteri Singapura berharap bahwa negara-negara di kawasan tersebut dapat bekerja sama untuk mencapai kesepakatan yang adil dan menguntungkan semua pihak demi perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.